Dodit yang putus sekolah karena harus membiayai neneknya yang sakit tetap berjuang untuk bisa belajar. Dodit belajar dari satu sekolah ke sekolah lainnya hanya bermodalkan buku bekas dan secara diam-diam masuk kesekolah untuk mencatat sisa-sisa pelajaran yang ada di papan tulis yang berisi pelajaran bekas di kelas sebelumnya.