Provinsi Aceh yang terletak di ujung paling Barat Indonesia terkenal dengan sumber daya alam melimpah. Lahan pertanian sangat luas dan tergolong subur. Namun sayang, daerah berjuluk Serambi Mekkah ini masih terus bergantung pada provinsi tetangga, Sumatera Utara.
Hampir seluruh sektor ekonomi di Aceh dipasok dari Medan. Lihat saja seperti wortel, tomat, bawang, kol, dan lainnya. Belum lagi buah-buahan yang beredar di Tanah Rencong juga berasal dari Medan. Padahal, berdasarkan angka BPS pada tahun 2015, Aceh memiliki 1.103.803 hektare lahan perkebunan sedangkan luas lahan persawahan hanya sebesar 390.366 hektare.
Di tengah kegundahan para petani, Muslahuddin Daud mencoba mengubah image yang selama ini tertanam di kepala masyarakat. Pria kelahiran Pidie Jaya 1973 ini awalnya membeli delapan hektare lahan tidur dibekas ladang ganja di kawasan Lamteuba, Aceh Besar. Lahan itu, dia sulap menjadi perkebunan.
Muslahuddin tak hanya berkebun di ladang sendiri. Dia juga membina 4 ribu petani berbagai macam komoditas dari seluruh Aceh. Cek Mus bekerja secara suka rela. Sekitar Rp 1,5 miliar kini sudah dia habiskan untuk mengurus kebun miliknya dan membimbing para petani.